Menurutnya, kekuatan publikasi bukan hanya soal meningkatkan eksposur destinasi, tetapi juga mampu menciptakan efek ekonomi berantai.
“Kepri berada di posisi strategis sebagai provinsi dengan kunjungan wisatawan tertinggi ketiga di Indonesia. Pencapaian ini masih bisa ditingkatkan melalui narasi yang positif dan publikasi yang berkesinambungan. Dengan jurnalisme yang solid, kami percaya Kepri bisa naik kelas menjadi destinasi wisata nomor satu di Indonesia,” tegasnya.
Selain menghasilkan pemberitaan, FJP Kepri akan fokus pada edukasi publik terkait dunia pariwisata. Targetnya tidak hanya masyarakat, tetapi juga pelajar serta para jurnalis sendiri agar memahami potensi wisata dari perspektif ekonomi, budaya, hingga keberlanjutan.
“Kita tidak hanya berbicara tentang pemberitaan. Edukasi untuk masyarakat, pelajar, termasuk wartawan menjadi agenda kami ke depan,” kata Novianto.
Dengan demikian, forum ini juga diharapkan menjadi pusat pengembangan kapasitas jurnalis di bidang pariwisata, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas liputan dan daya tarik informasi bagi wisatawan.
Direktur Eksekutif FJP Kepri, Surya Wijaya, menegaskan bahwa jurnalis memiliki peran strategis dalam membentuk persepsi wisatawan, terutama dari mancanegara.
Menurutnya, Kepri menyimpan potensi besar: budaya Melayu, pesona bahari kelas dunia, hingga atraksi wisata modern yang terus berkembang. Semua keunggulan ini membutuhkan narasi yang akurat, menarik, dan mampu menumbuhkan rasa percaya wisatawan.
“Informasi berkualitas tidak hanya membangun citra, tetapi juga menciptakan ekspektasi yang tepat bagi wisatawan sebelum mereka datang. Melalui forum ini, kami ingin memastikan bahwa informasi tentang Kepri tersampaikan dengan baik dan menggugah minat,” jelasnya.
