PPGI Dorong Sinergi dan Tata Kelola Sehat untuk Masa Depan Industri Gadai

Ketua PPGI Wilayah Sumatera 2, Iwan Gunawan
Ketua PPGI Wilayah Sumatera 2, Iwan Gunawan

Selain itu, ekuitas perusahaan juga naik dari Rp30,1 triliun menjadi Rp40,4 triliun, sementara liabilitas turut meningkat dari Rp47,3 triliun menjadi Rp82,3 triliun, menunjukkan ekspansi bisnis dan penambahan portofolio pinjaman yang sehat.

“Dan hingga pertengahan 2025, persebaran perusahaan gadai di Indonesia menunjukkan konsentrasi terbesar di wilayah Jawa Barat (11%), disusul DKI Jakarta (8%), Jawa Tengah (8%), dan Jawa Timur (11%),” jelasnya.

Sementara itu, di luar Jawa, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Bali menjadi daerah dengan pertumbuhan perusahaan gadai yang paling dinamis. Beberapa provinsi seperti Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Papua masih memiliki porsi yang relatif kecil, namun mulai memperlihatkan potensi besar untuk ekspansi jaringan layanan gadai.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA:  Kepala BP Batam Amsakar: Regulasi PP 25 dan 28 Tidak Bertentangan, Pelayanan Perizinan Tetap Optimal

Pihaknya pun menyadari bahwa industri pergadaian kini tidak hanya berbicara soal penyaluran dana cepat, tetapi juga soal inklusi keuangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melalui program seperti Gerakan Cerdas Keuangan (GENCARKAN) dan Gerakan Industri Keuangan (GIK), asosiasi ini terus mengedukasi masyarakat agar memahami pentingnya pengelolaan aset dan pemanfaatan lembaga gadai secara bijak.

“PPGI berkomitmen agar industri pergadaian tumbuh bukan hanya besar secara angka, tetapi juga kuat secara tata kelola dan manfaat sosial. Gadai modern harus menjadi bagian dari solusi keuangan masyarakat, bukan sekadar alternatif pembiayaan jangka pendek,” ujarnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *