Ia menjelaskan, dalam kurun waktu 3 hingga 5 tahun ke depan, PGN menargetkan Batam menjadi Kota Gas, di mana seluruh wilayah dapat terjangkau oleh jaringan gas rumah tangga.
Kehadiran infrastruktur ini diharapkan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama dari sisi efisiensi biaya, kemudahan akses, serta kontribusi terhadap ketahanan energi daerah.
“Dengan jaringan gas, kebutuhan energi rumah tangga bisa terpenuhi secara lebih hemat, bersih, dan berkelanjutan. Harapannya, Batam bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dalam pemanfaatan energi gas bumi,” tambahnya.
Lebih lanjut, Andi menuturkan bahwa Batam memiliki keunikan tersendiri karena wilayahnya berbentuk kepulauan. Kondisi tersebut menuntut PGN untuk melakukan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Pertamina Patra Niaga dalam pengelolaan LPG, serta dukungan program Kementerian ESDM yang berfokus pada penghematan subsidi LPG.
“Selama ini mayoritas pengguna LPG adalah ibu rumah tangga. Dengan adanya jaringan gas, pemakaian LPG bisa dikurangi sehingga subsidi pemerintah lebih tepat sasaran. Sementara itu, warga dapat menikmati energi yang lebih stabil dan terjangkau melalui jaringan gas PGN,” paparnya.
Selain untuk rumah tangga, pengembangan jaringan gas di Batam juga diproyeksikan mendukung sektor industri dan komersial. Sebagai salah satu kawasan strategis nasional dengan basis industri dan perdagangan internasional, Batam dinilai ideal untuk pengembangan ekosistem energi berbasis gas bumi.
“Kami yakin, dengan kerja sama pemerintah daerah, stakeholder energi, dan dukungan penuh masyarakat, Batam bisa menjadi pionir kota berbasis gas bumi di Indonesia,” tutup Andi Sangga. (Iman)