IDNNEWS.CO.ID, BATAM – Perkumpulan Rempang Galang Bersatu (PRGB) bersama bengkel tanjak rumahitam Batam, meluncurkan gerakan Barelang Bertanjak.
Pembina PRGB, Osman Hasyim kepada wartawan di Rempang, Kamis (27/2/2025) menyebutkan, Gerakan Barelang Bertanjak, merupakan upaya penyadaran dalam menjulang kembali jati diri Melayu, sebagai satu peradaban bangsa yang besar di antara berbilang bangsa yang ada di dunia.
“Hari ini kita luncurkan Gerakan Barelang Bertantak. Gerakan ini kita harapkan dapat menumbuhkan kesadaran, pentingnya bagi kita menunjukkan jati diri sebagai satu bangsa yang besar,” jelas Osman Hasyim usai launching Gerakan Barelang Bertanjak di sekretariat PRGB, Rempang.
Lebih jauh Osman menyebutkan, tanjak merupakan penanda atau simbol kehormatan lelaki Melayu. Karena itu, Osman mengajak semua pihak untuk mendukung gerakan ini.
Osman menyebutkan, pihaknya menggandeng bengkel tanjak rumahitam dalam gerakan ini, tidak dimaksudkan menepikan para pelaku atau pengarang tanjak lainnya yang ada di Batam Rempang dan Galang (Barelang).
Disebutkan Osman, PRGB sejauh ini telah menjalin kerjasama dengan bengkel tanjak rumahitam, termasuk memberi pelatihan mengarang tanjak yang melibatkan belasan orang warga Rempang.
“Setelah beberapa kali pelatihan, sekarang warga Rempang sudah banyak yang bisa mengarang tanjak. Bahkan sudah menjualnya untuk lingkungan terdekat,” sebut Osman.
Senada dengan Osman, ketua PRGB, Rohima menambahkan, Gerakan Barelang Bertanjak, kedepan diharapkan menjadi gerakan penyadaran terhadap pentingnya identitas dan jati diri Melayu.
“Kita tentunya punya tanggungjawab untuk melestarikan tanjak sebagai produk kebudayaan Melayu, agar terpakai dalam keseharian bagi lelaki Melayu,” kata Rohima.
Masih dari sekretariat PRGB di Rempang, usai penyerahan 30 tanjak untuk pengurus dan anggota PRGB, Presiden komunitas seni rumahitam, Tarmizi, selaku nakhoda bengkel tanjak rumahitam menyebutkan, ia sangat menyambut baik adanya Gerakan Barelang Bertanjak.
Ini sejalan dengan cita citanya dalam membangun usaha bengkel tanjak rumahitam, agar tanjak terpakai dalam keseharian lelaki di Batam, tidak hanya lelaki Melayu.
Disebut Tarmizi, produk kebudayaan yang hebat itu, tidak hanya disenangi puaknya, atau pemilik kebudayaan itu. Tapi produk kebudayaan itu juga disukai orang lain di luar puak pemilik produk budaya tersebut.
Tanjak kata Tarmizi, salah satu produk kebudayaan Melayu yang luar biasa, banyak lelaki yang bukan orang Melayu menyukai tanjak. Jadi Gerakan Barelang Bertanjak tentunya tidak hanya untuk lelaki Melayu. Namun demikian, orang Melayu diharapkan berada pada posisi terdepan dalam gerakan penyadaran gemar memakai tanjak dalam aktifitas keseharian.
“Lebih separoh usia saya hidup sebagai pelaku budaya. Jadi gerakan kebudayaan, apapun wujudnya, bagi saya merupakan hal yang menggembirakan, dan saya bahagia dapat terlibat di dalamnya,” sebut Tarmizi, yang juga penerima pin Garuda Emas Anugerah Kebudayaan Indonesia 2020 lalu.

Lebih jauh disebut penyair rumahitam itu, tanjak hari ini telah jadi satu komoditi ekonomi bagi banyak orang, terutama sejumlah tukang jahit. Tapi yang disayangkan, banyak diantaranya yang hanya bisa membuat tanjak berupa duplikasi, tapi tidak paham dengan sarat dan rukun tanjak tersebut sebagai produk budaya Melayu yang tidak semata mata bernilai materi atau angka angka. Tapi lebih dari itu, tanjak memiliki nilai falsafah bagi Melayu sebagai satu bangsa.
“Mengikut amanat undang undang pemajuan kebudayaan, produk budaya, apapun wujudnya, memang diharapkan dapat dikembangkan sebagai produk ekonomi. Tapi tidak meninggalkan nilai nilai histori dan falsafah yang terdapat pada produk budaya tersebut. Bengkel tanjak rumahitam sejak awal kita posisikan sejalan dengan hal tersebut,” sebut Tarmizi. (R)