“Keluhan yang masuk sifatnya ringan, tidak sampai memerlukan penanganan lebih jauh. Jadi, semua cukup dengan terapi rawat jalan,” tambahnya.
Lebih lanjut, pihak rumah sakit meluruskan kabar yang menyebut para siswa mengalami keracunan makanan. Menurutnya, istilah tersebut tidak tepat karena pihak medis tidak memiliki dasar pemeriksaan laboratorium yang bisa menguatkan klaim tersebut.
“Kami tidak pernah menyatakan ini sebagai keracunan makanan. Untuk bisa menyebut itu, harus ada pemeriksaan toksikologi yang jelas. Dan di sini, kami tidak melakukan pemeriksaan tersebut. Kami hanya menangani keluhan pasien sesuai yang datang ke IGD,” tegasnya.
Dari hasil pengamatan, beberapa pelajar diketahui sudah dalam kondisi kurang sehat sejak berangkat ke sekolah. Ada juga yang tidak sempat sarapan sebelum beraktivitas, sehingga berkontribusi pada keluhan yang muncul.
“Jadi tidak semua keluhan bisa langsung dikaitkan dengan makanan tertentu. Namun juga ada faktor kondisi tubuh masing-masing siswa yang memengaruhi,” jelasnya.