Salah satu keunggulan utama QRIS adalah aksesibilitasnya. Berbasis kode QR yang dapat dipindai melalui aplikasi pembayaran digital di smartphone, QRIS menghilangkan kebutuhan akan kartu fisik.
Hal ini membuka peluang bagi masyarakat unbanked atau underbanked untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital. Cukup dengan smartphone dan aplikasi pembayaran yang terdaftar, transaksi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
Biaya transaksi juga menjadi pembeda signifikan. Merchant yang menerima pembayaran melalui QRIS umumnya dikenakan Merchant Discount Rate (MDR) yang lebih rendah dibandingkan dengan transaksi kartu kredit. Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku usaha, terutama UMKM, yang mencari cara untuk menekan biaya operasional.
Dari sisi kemudahan penggunaan, QRIS menawarkan proses transaksi yang sederhana. Pembeli hanya perlu memindai kode QR merchant menggunakan aplikasi pembayaran mereka dan mengkonfirmasi pembayaran. Proses ini umumnya lebih cepat dibandingkan menggesek atau memasukkan PIN kartu kredit.
Kemudahan inilah yang dicari Wisatawan mancanegara dalam bertransaksi di luar negeri. Salah satunya di Indonesia.
Bahkan BI Kepri beberapa Waktu lalu mencatat bahwa, QRIS Cross Border telah digunakan di tiga negara, yakni Singapura sejak 17 November 2023, Malaysia sejak 8 Mei 2023, dan Thailand sejak 29 Agustus 20222.
Dan hingga Desember 2024 lalu, ada transaksi inbound dari Thailand sebanyak 42.297 transaksi, Malaysia sebanyak 1.898.496 transaksi, dan Singapura sebanyak 50.731 transaksi.
Sementara itu untuk transaksi outbound, BI mencatat dari Thailand sebanyak 638.515 transaksi, Malaysia sebanyak 320.778 transaksi, dan Singapura sebanyak 71.001 transaksi.
Transaksi QRIS outbound merupakan orang Indonesia yang menggunakan QRIS di luar negeri, sedangkan transaksi QRIS inbound berarti orang luar negeri menggunakan QRIS di Indonesia. (Iman Suryanto)