Kondisi ini berdampak luas, tidak hanya pada rumah tangga, tetapi juga fasilitas umum. Pihak SMAN 14 Batam bahkan mengaku kesulitan melayani hampir seribu siswanya akibat keterbatasan air, sehingga terpaksa menggunakan toilet masjid sekitar yang juga kekurangan pasokan.
Menanggapi keluhan tersebut, Amsakar menegaskan komitmennya mencari solusi cepat. Ia menyebut pemerintah bersama BP Batam tengah mempercepat pembangunan infrastruktur distribusi air, dengan target rampung pada pertengahan 2026.
“Untuk jangka panjang, kita targetkan distribusi bisa teratasi tahun 2026. Infrastruktur yang dibangun harus benar-benar menjawab kebutuhan warga,” kata Amsakar.

Sambil menunggu, Amsakar memastikan adanya langkah darurat, seperti penambahan armada mobil tangki dan penjadwalan distribusi air yang lebih teratur. Meski warga mendesak solusi permanen, ia meminta waktu agar pembangunan berjalan optimal.
RDPU berlangsung dinamis dengan banyak masukan dari warga maupun legislatif. Ketua Komisi III DPRD Batam, Muhammad Rudi, menegaskan pihaknya akan terus mengawal persoalan ini.
“Kita sama-sama kawal, dan kalau ada masalah segera sampaikan agar bisa langsung dikomunikasikan dengan ABH maupun BP Batam,” tegasnya.(***)