Bandara juga menurunkan berbagai kendaraan taktis, mulai dari tiga foam tender, satu nurse tender, tiga ambulans internal, serta mobil komando untuk mendukung simulasi.
Dalam skenario latihan, sebuah pesawat fiktif Rajawali Air tipe Airbus A320 rute Kamboja–Batam dengan nomor penerbangan 0312 membawa 140 penumpang dan kru.
Pesawat digambarkan mengalami kerusakan pada mesin nomor dua dan melakukan pendaratan dalam cuaca buruk. Akibatnya, pesawat keluar landasan atau runway excursion dan mesin nomor dua terbakar.
Simulasi ini mencatat “korban” berupa 116 penumpang selamat, 20 penumpang luka berat dan 4 penumpang meninggal dunia
Menariknya, latihan ini digelar saat hujan deras turun di sekitar bandara. “Kita tidak mengharapkan hujan, tetapi Alhamdulillah latihan tetap bisa berjalan dan memberi tantangan tambahan yang justru menambah realismenya,” kata Anton.
Sementara itu, Tim evaluasi dari Kementerian Perhubungan turut memantau pelaksanaan. Meski dinilai berjalan baik, ada beberapa catatan, terutama mengenai kecepatan ambulans masuk ke area kejadian, yang sedikit terhambat karena cuaca.
“Catatan ini akan kita jadikan perbaikan agar jika suatu saat (amit-amit) kejadian nyata terjadi, kita jauh lebih siap,” tambahnya.
Latihan ini menjadi bukti komitmen PT Bandara Internasional Batam dalam memastikan keselamatan penerbangan tetap menjadi prioritas utama. (Iman Suryanto)
