“Tanjung Banun menjadi kawasan dengan potensi terbesar karena lokasinya strategis sebagai pusat bongkar muat hasil tangkapan nelayan,” ujarnya.
Pembangunan kampung nelayan modern di Batam resmi dimulai Kamis (19/9/2025) lalu, ditandai dengan survei lapangan dan penentuan titik nol. Proses ini melibatkan berbagai instansi, termasuk Badan Pengusahaan (BP) Batam yang menyusun master plan kawasan Tanjung Banun.
Kadis Perikanan Batam, Yudi Atmajianto, menegaskan pengerjaan proyek berjalan sesuai arahan KKP. “Mudah-mudahan prosesnya lancar, sehingga Desember bisa selesai. Jadi awal tahun 2026 fasilitas ini sudah dapat dimanfaatkan nelayan,” katanya.
Ia berharap pembangunan kampung nelayan modern dapat menjadi motor penggerak ekonomi baru di pesisir Batam. Selain meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui sarana produksi lebih baik, program ini juga membuka peluang usaha baru bagi koperasi dan masyarakat sekitar.
“Dengan fasilitas memadai, hasil tangkapan lebih terjaga kualitasnya, biaya operasional lebih efisien, dan daya saing produk perikanan Batam bisa meningkat signifikan,” tutup Yudi. (***)