Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengungkapkan adanya pergeseran perilaku investor di pasar saham, termasuk berubahnya preferensi saham yang aktif diperdagangkan. Menurutnya, hal ini membuka peluang baru bagi emiten untuk memperoleh eksposur yang lebih luas.
BEI kini mendorong perusahaan publik untuk aktif dalam Program Liquidity Provider, sebagai upaya menjaga likuiditas saham dan memastikan valuasi yang lebih wajar.
“Dengan meningkatnya minat pada saham-saham di luar indeks utama, program ini menjadi kunci agar saham emiten tetap aktif, dipercaya, dan bernilai optimal,” jelas Iman.
BEI juga menargetkan posisi Top 10 bursa dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, dengan mendorong pasar modal yang semakin inovatif, transparan, inklusif, dan terhubung dengan pasar global.
Acara CEO Networking 2025, yang menjadi bagian dari peringatan 48 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, menghadirkan sekitar 460 CEO dari berbagai sektor.
Para panelis membahas strategi menghadapi tensi perdagangan global, ketahanan industri, inovasi operasional, hingga arah investasi jangka panjang.
Kolaborasi antara regulator, pelaku pasar, dan dunia usaha diharapkan mempercepat pertumbuhan pasar modal, serta memperbesar kontribusinya terhadap perekonomian nasional.(***)











