Indra menegaskan bahwa inklusi keuangan adalah fondasi utama dalam membangun kesejahteraan masyarakat. Ia berharap acara ini dapat memberikan dampak nyata terhadap peningkatan pemahaman masyarakat dalam menggunakan produk dan layanan jasa keuangan secara cerdas dan bertanggung jawab.
“Kami berharap Financial Weekend 2025 dapat meningkatkan pemahaman masyarakat Kepri dalam memanfaatkan produk jasa keuangan secara tepat untuk mendukung kesehatan finansial dan mencapai tujuan hidup,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala OJK Provinsi Kepri, Sinar Danandjaya, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, regulator, industri jasa keuangan, sektor riil, hingga masyarakat dalam memperkuat fondasi perekonomian daerah.
“Kolaborasi yang kita bangun hari ini adalah sesuatu yang luar biasa. Pemerintah, regulator, sektor riil, dan masyarakat hadir bersama untuk mewujudkan ekonomi Kepri yang makin maju, makmur, dan merata sesuai dengan visi Bapak Gubernur,” kata Sinar.
Sinar juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kepri pada tahun 2025 mencapai 7,14 persen, menjadikannya yang tertinggi di wilayah Sumatera dan peringkat ketiga secara nasional. Pertumbuhan ini turut didorong oleh kinerja sektor perbankan, di mana pertumbuhan kredit perbankan umum di Kepri mencapai 12,26 persen (YoY), jauh di atas rata-rata nasional sebesar 4 persen.
Selain fokus pada pertumbuhan ekonomi, OJK juga menaruh perhatian besar pada percepatan inklusi keuangan. Saat ini, indeks inklusi keuangan nasional baru mencapai 80 persen di tahun 2025, masih tertinggal dari target 93 persen pada 2029 dan 98 persen pada 2045, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang Nasional (RPJMN dan RPJPN).