Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, menilai IPFS 2025 sebagai forum strategis nasional untuk memperkuat ekosistem dana pensiun dan mendorong reformasi sistem pensiun nasional.
“Pembangunan sistem pensiun bukan hanya tentang menyiapkan masa depan individu, tetapi juga memastikan masa depan bangsa yang berketahanan dan sejahtera,” kata Ogi.
Ogi optimistis, melalui kolaborasi lintas sektor dan digitalisasi, Indonesia dapat mewujudkan sistem pensiun nasional yang inklusif, berkelanjutan, serta mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Dengan mengusung tema “Towards an Inclusive, Digitalised, and Sustainable Retirement System in Indonesia”, IPFS 2025 menghadirkan lebih dari 300 pemangku kepentingan, termasuk regulator, pembuat kebijakan, asosiasi, akademisi, dan pelaku industri. Forum ini membahas arah reformasi dan transformasi sistem pensiun nasional yang inklusif, terdigitalisasi, dan berkelanjutan.
Acara IPFS 2025 terbagi dalam empat sesi utama, yakni:
1. Reformasi sistem pensiun nasional,
2. Harmonisasi program pensiun,
3. Isu digitalisasi dan demografi, serta
4. Peran dana pensiun dalam transisi hijau dan keuangan berkelanjutan.
Dari pihak internasional, Cosimo Thawley, Minister-Counsellor and Senior Treasury Representative untuk Asia Tenggara dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta, menyampaikan apresiasi terhadap kepemimpinan Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sistem pensiun yang inklusif dan berkelanjutan.
 
 
									





 
											




