Mengenang Pahlawan Budaya di Balik Kejayaan Sea Eagle Boat Race: Jejak Semangat Melayu yang Tak Lekang oleh Zaman

Ilustrasi Sea Eagle Boat Race
Ilustrasi Sea Eagle Boat Race

Di sisi lain, Manan Sasmita dan Gustur Sakti berperan besar di bidang seni dan kebudayaan, menghidupkan pertunjukan musik, tari, dan teater rakyat yang menjadi bagian integral dari Pesta Seni Melayu. Bersama mereka, Sahir Ibrahim dari Dinas Pariwisata turut memastikan koordinasi kegiatan berjalan sempurna.

Kegiatan besar seperti ini tentu tak akan berjalan tanpa dukungan masyarakat akar rumput. Nama-nama seperti Raja Zahar Jordan, Raja Gani, Abdul Basyid, dan Raja Abu Bakar Raz dari KKBM (Kerukunan Keluarga Besar Melayu) Kota Batam, Ria Saptarika (Wakil Walikota) menjadi motor sosial di lapangan. Mereka menggerakkan masyarakat, melibatkan pemuda, dan menanamkan kebanggaan terhadap warisan budaya sendiri.

BACA JUGA:  Ini Respon Gubernur Ansar terkait Gaji Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang Lambat 'Cair'

Tokoh-tokoh perempuan pun tak kalah perannya. Samsinar dikenal Kak Unai yang pandai berpantun, Ella Harman sosok perempuan Melayu yang konsisten menjaga adat dan memberi warna pada kegiatan seni tradisional.

Bacaan Lainnya

“Dulu, setiap kegiatan bukan hanya tentang perlombaan. Ada makna kekeluargaan, semangat untuk memperlihatkan bahwa Melayu itu ramah, tangguh, dan berbudaya,” kenang Raja Mardai.

Di balik layar, kerja keras para pejabat dan aparat pemerintahan juga sangat terasa. Ada Hj. Zulkifli, yang kala itu menjabat camat, serta Zulhendri (Sekcam Belakang Padang), Mardanis (Lurah Belakang Padang), dan Said Ali (Lurah Tanjung Riau).

BACA JUGA:  Gagal Penuhi Ekuitas Minimum, OJK Cabut Izin PT Sarana Aceh Ventura

Mereka memastikan infrastruktur dan logistik berjalan dengan baik, sementara para tokoh budaya seperti Zulkarnain, Yusfa Hendri, Samson Rambah Pasir, Saptono, Mount Firman (Totok), Irwan, Ruslan Yusuf, Siswanto, Hanif menghidupkan suasana dengan pertunjukan seni yang memikat wisatawan lokal maupun mancanegara.

Tokoh adat lainnya seperti Abdul Manaf, Makmur Ismail, Raja Erwan, dan Raja Zainuddin, Adi Kesuma, Adi Sudianto, Muhammad Pantun, Sukisno, Tengku Nizam, Painan, Harman Yusran, Kasman, Sumiran, Jamiat, Jamaluddin Bashir, Khairuddin Bashir, Edi Suardi, Asmadi Djimin, Norman Sani, Martin, Irwan Maryono, Mandala, Marzuki turut memastikan bahwa nilai-nilai budaya Melayu tetap menjadi landasan dari setiap kegiatan yang dilakukan.

BACA JUGA:  Sukses Tangani Arus Mudik dan Balik, Polri Dapat Apresiasi dari 2025 Muhammadiyah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *