Ketidakpastian Impor Barang Kebutuhan Pokok di Kepri, Asosiasi Desak Kepastian Regulasi

M Sadmi Al Qayum, CEO dSayur
M Sadmi Al Qayum, CEO dSayur

Ia mencontohkan, Kota Batam selama ini berperan sebagai hub distribusi ke berbagai daerah di Kepri, seperti Karimun, Anambas, Natuna, dan Lingga. Namun, pasokan sering terhenti karena kebijakan yang tidak konsisten.

“Untuk Karimun bahkan sempat terjadi kekosongan barang. Setelah kuota selesai, suplai terhenti. Kondisi ini rawan menimbulkan gejolak,” tambahnya.

Menurutnya, pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan dan Bea Cukai perlu memberikan kepastian. Jika barang memang dilarang masuk, kata Sadmi, maka harus dicari solusi alternatif pasokan, misalnya dari Jawa.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA:  Dinas Koperasi UKM dan Ikatan Notaris Kepri Siap Fasilitasi Akta Pembentukan Koperasi Merah Putih

“Yang penting ada kepastian, jangan setengah-setengah. Karena ketahanan pangan di Kepri sangat bergantung pada kebijakan ini,” tegasnya.

Selain itu, ia juga menyoroti adanya ketidakadilan di lapangan. Di satu sisi, importir resmi harus membayar cukai dan pajak, sementara di sisi lain ada pihak yang bisa memasukkan barang tanpa aturan jelas.

“Ini menimbulkan kesenjangan dan rasa ketidakadilan. Kami minta Bea Cukai duduk bersama asosiasi untuk memformulasikan aturan yang jelas,” pungkasnya.(iman)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *