Menurutnya, agar hal itu dapat terwujud, diperlukan intervensi kebijakan dari pemerintah, salah satunya melalui program bantuan modal hingga Rp20 juta tanpa bunga. Namun ia menegaskan, bantuan tersebut tidak akan efektif apabila tidak dimanfaatkan secara optimal oleh pelaku usaha.
Lebih lanjut, Amsakar menyebut setidaknya terdapat lima kendala utama yang kerap dihadapi UMKM, yaitu tata kelola usaha, keterbatasan akses permodalan, kemasan (packaging), branding dan pemasaran. Untuk itu, Pemko Batam terus berupaya memberikan dukungan komprehensif melalui pelatihan, pendampingan, dan promosi produk.
Amsakar juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pelaku UMKM yang tetap bersemangat dan berinovasi di tengah tantangan. Ia menyebutkan bahwa produk-produk UMKM Batam kini telah berhasil menembus pusat perbelanjaan (mal), sebagai bukti peningkatan kualitas dan daya saing.
“Mental entrepreneur harus terus diasah. Melalui Gebyar UMKM ini, saya berharap lahir pelaku usaha yang tangguh, kreatif, digital, dan siap bersaing di pasar regional maupun global,” ujarnya.
Sebagai bentuk apresiasi, dilakukan penyerahan simbolis souvenir dari Si Kumi kepada salah satu UMKM unggulan. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemotongan pita oleh Wali Kota, Wakil Wali Kota, dan Ketua TP PKK Kota Batam sebagai tanda dimulainya rangkaian kegiatan Gebyar UMKM Kota Batam Tahun 2025. (*)











