Sementara di kawasan Maluku dan Papua, tekanan inflasi terbesar terjadi di Papua Pegunungan yang mencapai 4,05%, sementara inflasi terendah berada di Papua dengan tingkat kenaikan harga sebesar 0,80%.
Secara nasional, inflasi pada November 2025 tercatat melandai. BPS melaporkan inflasi bulanan sebesar 0,17% (month to month/MtM), turun dari posisi Oktober yang berada di level 0,28%. Secara tahunan, inflasi juga menurun dari 2,86% pada Oktober menjadi 2,72% pada November 2025.
“Secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 2,27%,” kata Pudji.
Pendorong utama inflasi bulan November berasal dari kenaikan harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang mencatat inflasi 1,12% dan memberi andil 0,09% terhadap inflasi nasional.
Kenaikan harga emas perhiasan pada kelompok tersebut menjadi kontributor terbesar dengan andil 0,08%. Selain itu, tarif angkutan udara, bawang merah, ikan segar, dan wortel turut memberikan andil terhadap inflasi.
Di sisi lain, sejumlah komoditas justru menahan laju kenaikan harga, seperti daging ayam ras yang memberikan andil deflasi terbesar sebesar 0,03%, disusul beras dan cabai merah dengan masing-masing andil deflasi 0,02%, serta telur ayam ras dan kentang yang masing-masing menyumbang deflasi 0,01%. (***)
