Sebagaimana diketahui, Fasilitas budidaya lobster di Pulau Setokok berdiri di lahan seluas 3 hektare dengan 144 karamba jaring apung (KJA), unit nursery, dan cold room. Dengan kapasitas produksi mencapai 6 ton per siklus per tahun, kawasan ini menjadi percontohan nasional.
Lobster sendiri merupakan komoditas ekspor unggulan Indonesia. Data KKP mencatat, pada 2023 ekspor lobster mencapai 1.144 ton senilai USD 23,9 juta. Hingga Oktober 2024, volumenya melonjak menjadi 2.120 ton dengan nilai USD 67,8 juta.
Modeling budidaya yang diterapkan di Batam tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi dengan target 40–50 kilogram per lubang, tetapi juga melibatkan masyarakat lokal dalam penyediaan pakan dan pendederan benih bening lobster (BBL) hingga siap jual.
Selain lobster di Batam, KKP juga mengembangkan kawasan modeling untuk komoditas unggulan lain, seperti udang di Kebumen, nila di Karawang, rumput laut di Wakatobi dan Maluku Tenggara, serta kepiting di Pasuruan.(Iman)