OPINI: Memahami Data Pengangguran di Provinis Kepri

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kota Batam, Rafki Rasyid
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kota Batam, Rafki Rasyid

Jika dibandingkan dengan data lainnya, proporsi pekerja penuh waktu di Kepri juga terus meningkat setiap tahunnya. Dimana pada tahun 2021 hanya berkisar di angka 76,21 persen, pada tahun 2024 meningkat menjadi 82,27 persen. Itu artinya pekerja di sektor formal di Kepri terus meningkat. Artinya kesejahteraan kalangan pekerja bisa lebih terjamin karena bekerja di sektor yang kontinuitasnya lebih terjaga.

Data ini juga bisa dibandingkan dengan pekerja paruh waktu dan pekerja yang setengah menganggur di Kepri. Pekerja paruh waktu persentasenya terus menurun sejak tahun 2021 dari 17,62 persen menjadi hanya 13,81 persen di tahun 2024.

Begitu juga pekerja yang setengah menganggur juga mengalami penurunan dari 6,17 persen di tahun 2021 menjadi 3,92 persen di tahun 2024. Artinya Provinsi Kepri berhasil menekan pekerja paruh waktu dan pekerja yang setengah menganggur dengan membuka lowongan pekerjaan di sektor-sektor formal yang ada di Kepri.

Bacaan Lainnya

Lalu apakah yang menjadi persolan ketenagakerjaan di Provinsi Kepri yang ada saat ini?

Persoalan paling dasar yang menjadi ancaman bagi pembukaan lapangan pekerjaan di Kepri saat ini adalah mismatch. Yaitu adanya ketidak cocokan antara keahlian yang dimiliki oleh pelamar kerja dengan keahlian yang dibutuhkan oleh perusahaan. Mismatch juga terjadi antara bidang ilmu yang dimiliki oleh pelamar kerja dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Termasuk mismatch dalam hal kurikulum yang diajarkan di sekolah, perguruan tinggi, dan pelatihan vokasi, dengan kurikulum yang dibutuhkan oleh perusahaan industri di Kepri. Mismatch ini jika dibiarkan terus melebar, maka akan membuat tingkat pengangguran di Kepri meningkat. Walaupun lapangan pekerjaan terus terbuka, namun tidak mampu diisi oleh para pencari kerja karen terjadinya mismatch tersebut.

Persoalan lainnya adalah mulai beralihnya industri di Kepri ke teknologi yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Automasi di area produksi saat ini sudah bukan lagi sesuatu yang jarang dijumpai. Sudah banyak perusahaan di Batam yang memakai tangan robot untuk memasang dan merakit perangkat tertentu, ketimbang memakai tangan manusia.

Artinya pekerjaan-pekerjaan yang tidak rumit dan berulang-ulang perlahan lahan akan digantikan oleh robot. Itu sudah mulai terjadi sejak beberapa tahun belakangan ini. Ditambah lagi dengan masifnya perkembangan Artificial Intelligence (AI) akan membuat pekerjan-pekerjaan kantor semakin menyempit bagi manusia. Jadi perkembangan teknologi yang makin cepat saat ini akan menjadi persoalan berat bagi penciptaan lapangan pekerjaan di masa depan, termasuk di Provinsi Kepri.

Pos terkait