IDNNEWS.CO.ID, BATAM – PT. Air Batam Hilir (ABH) menginformasikan bahwa pihaknya melakukan penghentian suplai air dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sei Harapan. Dengan alasan, IPA ini tidak mampu mengolah air baku dari waduk Sungai Harapan seiring intensitas hujan yang mempengaruhi kualitas air di Waduk itu.
Kondisi ini pun, dipandang Pengamat Kebijakan Publik, Rikson Tampubolon sebagai lemahnya manajemen sumber daya air yang dimiliki Kota Batam.
Untuk itu, pihaknya meminta agar Ketidakmampuan IPA dalam mengolah air baku ini tolakan penting dalam memperbaharui system teknologi yang digunakan saat ini.
“Kondisi penghentian air bersi ke pelanggan ini menandakan lemahnya manajemen sumber daya air yang dimiliki Kota Batam. Untuk itu, perlu adanya perbaikan secara menyeluruh,” tegasnya saat dihubungi KE Groups pada Rabu (15/1/2025) siang.
Perbaikan yang dimaksud adalah, tambahnya, pihaknya melihat Instalasi pengolahan air belum dilengkapi teknologi yang mampu mengolah air baku dengan fluktuasi kualitas tinggi.
Kondisi ini pun terbilang sangat mendesak, mengingat Waduk Sungai Harapan menjadi salah satu dari beberapa waduk yang penyuplai utama air baku untuk kebutuhan puluhan ribu pelanggan, termasuk rumah sakit dan kawasan industri.
Selanjutnya, kurangnya rencana Kontingensi. “Dampak penghentian suplai ke wilayah padat penduduk seperti Patam Lestari dan Sekupang serta sekitarnya, memperlihatkan absennya mekanisme cadangan atau solusi alternatif, seperti penyediaan air melalui tangki selama masa perbaikan,” terangnya.
Oleh karenanya, Kota Batam menghadapi tantangan serius dalam penyediaan air bersih seiring pertumbuhan penduduk dan industri yang pesat.
Bahkan berdasarkan laporan BPK, kapasitas produksi air bersih Batam pada 2023 mencapai 3.200 liter per detik, tetapi tidak sepenuhnya terserap efektif akibat permasalahan teknis dan manajemen.
“Untuk itu, Pemerintah dan ABH harus segera memperbaiki koordinasi dan infrastruktur pengolahan air, serta meningkatkan transparansi agar kepercayaan publik tetap terjaga,” jelasnya.
Meskipun ada upaya peningkatan kapasitas dan perawatan infrastruktur, tambahnya, pertumbuhan jumlah pelanggan dan kebutuhan air bersih di Batam melebihi peningkatan kapasitas pasokan.
Defisit pasokan air menyebabkan gangguan signifikan bagi masyarakat dan industri.
“Diperlukan perencanaan yang lebih komprehensif dan investasi berkelanjutan untuk memastikan ketersediaan air bersih yang memadai bagi seluruh penduduk Batam,” tutupnya. (iman)