Pada hari kedua, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara menyoroti pengaruh pesat kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) terhadap struktur pasar tenaga kerja global. Berdasarkan laporan World Economic Forum, permintaan terhadap profesi seperti Big Data Specialist, FinTech Engineer, serta AI dan Machine Learning Specialist diperkirakan meningkat lebih dari 80 persen dalam lima tahun ke depan.
“Perubahan ini membuka peluang besar bagi tenaga kerja untuk beralih ke sektor digital, asalkan didukung strategi reskilling dan upskilling yang tepat,” kata Mirza. “Dengan membangun ekosistem talenta yang adaptif, transisi menuju ekonomi digital dapat berlangsung adil dan melahirkan tenaga kerja yang relevan serta kompetitif.”
Mirza juga mengungkapkan bahwa OJK sedang merumuskan kebijakan tata kelola kecerdasan buatan di sektor perbankan guna mengantisipasi percepatan transformasi digital. Selain itu, OJK telah mengimplementasikan teknologi AI secara internal melalui pengembangan OSIDA (OJK SupTech Integrated Data Analytics), sebuah platform analitik terpadu untuk memperkuat fungsi pengawasan berbasis data.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman, yang menutup kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta forum.
“Riset adalah basis dari kebijakan. Dengan fondasi riset yang kuat, kami yakin cita-cita Indonesia Emas 2045 dapat tercapai,” ucapnya.