Selain itu, Etika menekankan pentingnya literasi digital nasabah serta kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi perubahan. Ia menilai dua faktor tersebut menjadi kunci utama keberhasilan transformasi digital di sektor pergadaian.
Lebih lanjut, Etika menyebut bahwa model bisnis pergadaian saat ini masih menjadi tantangan tersendiri. Selama ini, produk gadai kerap dipandang hanya sebagai solusi keuangan darurat.
“Model bisnis gadai perlu bergeser dari sekadar solusi darurat menjadi instrumen pembiayaan produktif,” tegasnya.
Meski demikian, Etika optimistis prospek industri pergadaian masih positif. Ia mencatat permintaan terhadap layanan gadai masih tumbuh dua digit, seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan akses dana cepat di tengah tekanan ekonomi. Namun, ia mengingatkan bahwa persaingan akan semakin ketat, terutama dengan munculnya pemain swasta berbasis digital yang mulai menantang dominasi Pegadaian.
Sebagai informasi, melalui peluncuran Tring!, Pegadaian menargetkan sekitar 4 juta pengguna hingga akhir tahun 2025. Dalam dua minggu masa uji coba, aplikasi ini telah mencatat sekitar 450.000 pengguna dengan nilai transaksi mencapai Rp1,5 miliar.
