Buntut Lahan TNTN Riau, Kapolda Herry Heryawan: Itu ‘Rumah-nya’ Gajah, Saya Minta Keadilan untuk Mereka

IDNNEWS.CO.ID, RIAU – Polemik surat tanah yang berada di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau berbuntut Panjang. Mengingat, sejumlah nama yang tercantum dalam dokumen yang tersebar luas dan menyebutkan sebagai pemilik lahan ratusan hektare untuk perkebunan kelapa sawit tersebut, menegaskan Namanya ‘dicatut’.

Dari nama tersebut, diketahui merupakan sejumlah wartawan di Riau, khususnya di Pekanbaru. Sebagaimana dilansir GoRiau pada Sabtu (21/6/2025), seorang wartawan yang enggan disebutkan namaya mengaku tak tahu menahu terkait pencatutan namanya dalam surat tersebut.

Ia menyebut namanya tercantum dalam surat SKGR sebagai pemilik tanah di kawasan TNTN, padahal dirinya tidak pernah merasa memiliki kebun sawit di sana.

Bacaan Lainnya

“Terus terang saya tidak pernah menikmati hasil kebun itu. Saya bahkan tidak tahu kalau saya punya kebun di sana. Saya akan coba telusuri siapa yang memakai nama saya untuk membuka perkebunan di TNTN,” ujarnya.

Wartawan lain yang enggan disebutkan namanya juga mengaku hal serupa. Ia mengetahui namanya digunakan setelah sebuah dokumen beredar di aplikasi WhatsApp yang menyebut kelompok tertentu memiliki lahan hingga ratusan hektare di kawasan TNTN.

“Saya betul-betul tidak tahu, saya tidak pernah punya lahan di sana. Tapi nama saya dicatat dalam pengurusan izin kebun sawit,” jelasnya.

Ia menilai persoalan ini harus segera diusut tuntas, karena ia yakin bukan hanya dirinya yang menjadi korban pencatutan identitas.

“Mungkin masih banyak, bahkan bisa jadi ribuan orang yang mengalami hal serupa. Masalah TNTN ini harus diselesaikan segera,” tambahnya.

Sebelumnya, beredar sebuah dokumen di beberapa grup media sosial yang menyebut sekelompok wartawan memiliki lahan sawit di kawasan TNTN. Lahan tersebut dikabarkan telah menjadi kebun aktif dan telah dipanen.

Dugaan pencatutan identitas ini membuka kemungkinan adanya praktik ilegal yang lebih luas dalam perambahan kawasan konservasi tersebut.

Permasalahan ini tidak hanya menyasar profesi wartawan, namun diduga melibatkan profesi lain yang juga namanya dicatut untuk melegalkan aktivitas ilegal di kawasan TNTN.

Sebelumnya, Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menegaskan dirinya akan berdiri untuk memberikan keadilan terhadap gajah-gajah dan hewan-hewan lain yang ada di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo.

Herry Heryawan pun meminta masyarakat yang mengklaim lahan di TN Tesso Nilo agar tidak mengganggu gajah dan hewan lain yang hidup di dalamnya.

Hal itu disampaikan oleh Irjen Herry Heryawan saat memfasilitasi pertemuan massa pendemo dengan Gubernur Abdul Wahid di kantor gubernur, Pekanbaru, Riau, pada Rabu (18/6/2025) lalu.

Pernyataan Herry Heryawan ini viral dan diunggah oleh akun Instagram @btn_tessonilo.

“Kadang-kadang rekan-rekan (pendemo) datang ke sini minta keadilan. Tadi (massa) sampaikan merasa kita (seolah-olah) membuat masyarakat tidak adil, membuat masyarakat merasa terpojok, masyarakat terzolimi, masyarakat kehilangan hak hidupnya,” kata Herry Heryawan, dalam video tersebut sebagaimana dilansir detikcom, Jumat (20/6/2025).

Namun kemudian Herry Heryawan juga meminta hak yang sama atas gajah terhadap massa tersebut. Karena menurut Herry Heryawan, gajah dan hewan lain yang hidup di Tesso Nilo juga punya hak yang sama atas hutan yang menjadi rumah mereka.

“Saya berdiri di sini perwakilan dari gajah. Gajah-gajah ini kan nggak bisa ngomong, yang ada di sana, lingkungan hidup yang ada di sana kan nggak bisa ngomong padahal mereka makhluk hidup sama dengan kita,” katanya.

Herry Heryawan menegaskan bahwa TNTN merupakan rumah bagi gajah dan hewan-hewan lain yang mulai terancam punah. Taman Nasional Tesso Nilo juga berdiri untuk keberlangsungan ekosistem yang ada.

“Kalau mereka bisa ngomong kenapa dulu mereka punya rumah itu diganggu tapi kita nggak boleh ke belakang lagi. TNTN ini kan untuk ekosistem, terutama gajah yang hidup di dalam ekosistem di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo,” imbuhnya.

“Jadi kalau rekan-rekan meminta keadilan, boleh nggak saya juga minta keadilan untuk gajah-gajah yang ada di sana?” tambahnya.

Seperti diketahui, massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Masyarakat Pelalawan (AMMP) melakukan aksi demo di depan kantor Gubernur Riau pada Rabu (18/6). Massa menyatakan menolak direlokasi mandiri dari kawasan Tesso Nilo.(**)

Pos terkait