BI: Ketidakpastian Global Picu Melambatnya Pemulihan Ekonomi Nasional

Ikhsan Utama, Ekonomi Senior Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia
Ikhsan Utama, Ekonomi Senior Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia

IDNNEWS.CO.ID, JAKARTA – Ketidakpastian ekonomi global secara lansung berimbas pada melambatnya laju pemulihan ekonomi global, khususnya di negara-negara Asia dan Eropa.

Hal ini diungkapkan Ikhsan Utama, Ekonomi Senior Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia dalam Capacity Building Kehumasan 2025 Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau di Jakarta, pada Rabu (30/7/2025).

“Ketidakpastian global masih meningkat, meskipun menunjukkan kecenderungan stabil. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi dunia tetap diperkirakan melambat,” tegasnya.

Bacaan Lainnya
Ikhsan Utama, Ekonomi Senior Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia

Oleh karnanya, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2025 hanya mencapai 3,0 persen.

Tercatat ada beberapa faktor yang memengaruhi hal tersebut. Antara lain kebijakan fiskal ekspansif dan pelonggaran moneter yang belum efektif di negara maju, pemulihan ekonomi Tiongkok yang belum solid, serta kuatnya permintaan domestik yang menjaga ketangguhan ekonomi India.

“Salah satu pemicu utama naiknya indeks ketidakpastian global adalah meningkatnya Trade Policy Uncertainty. Ini menjadi perhatian serius bagi Bank Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, Bank Indonesia menilai perekonomian Indonesia tetap berada di jalur positif. Dimana pertumbuhan ekonomi nasional pada semester II/2025 diperkirakan berada di kisaran 4,6 hingga 5,4 persen.

Ikhsan Utama, Ekonomi Senior Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia

“Proyeksi ini didukung oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan permintaan domestik, kinerja ekspor yang tetap baik termasuk hasil negosiasi tarif dengan AS, serta respons bauran kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia yang mendorong optimisme dunia usaha,” tegasnya.

“Kami terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk memastikan pertumbuhan tetap terjaga,” tegasnya. (***)

Pos terkait