Selain itu, BP Batam juga tengah menyiapkan sejumlah program promosi investasi bersama dengan BRI, baik di tingkat nasional maupun internasional. Promosi ini diharapkan dapat menarik minat investor baru sekaligus membuka peluang pasar bagi produk-produk UMKM Batam.
Fary menambahkan, BP Batam memiliki berbagai aset potensial yang bisa dioptimalkan untuk mendukung pengembangan UMKM lokal. Bersama BRI dan anak-anak perusahaannya, aset-aset tersebut akan dijajaki untuk menjadi pusat pelatihan, pembinaan, dan pembiayaan bagi UMKM.
“Kami ingin membuka ruang agar UMKM Batam mendapat akses terhadap pengembangan usaha dan permodalan. UMKM yang sudah mendapat pelatihan dan fasilitasi akan direkomendasikan untuk memperoleh pembiayaan lanjutan dari lembaga keuangan seperti BRI,” katanya.
Sementara itu, Wakil Menteri UMKM, Helvi Yuni Moraza, menyampaikan bahwa Kementerian UMKM memandang Batam sebagai wilayah strategis yang memiliki potensi besar dalam pengembangan ekosistem usaha kecil dan menengah. Ia menyoroti pentingnya mengintegrasikan UMKM dalam rantai pasok industri besar agar keberlanjutan ekonomi lokal dapat terjaga.
“Kami mendorong agar perusahaan investasi di Batam melibatkan UMKM dalam rantai pasoknya. Dengan begitu, keberadaan industri besar bisa langsung memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat,” tegas Helvi.
Ia menjelaskan, Kementerian UMKM saat ini sedang mengembangkan konsep Corporate Business Responsibility (CBR), yaitu tanggung jawab sosial dunia usaha yang secara khusus diarahkan untuk penguatan UMKM di daerah investasi. CBR diharapkan menjadi jembatan antara korporasi, lembaga pembiayaan, dan pelaku UMKM agar tercipta ekosistem bisnis yang inklusif.
Dalam konteks pembiayaan, Helvi juga menyinggung peran penting bank-bank BUMN dalam memperkuat akses modal bagi UMKM. Ia menekankan perlunya sinergi antara lembaga keuangan seperti BNI, BRI, dan BP Batam dalam membangun ekosistem pembiayaan yang efisien dan berkelanjutan.
