IDNNEWS.CO.ID, JAKARTA – Ketua DPRD Kepulauan Riau, Imam Sutiawan meminta penangkaran buaya milik PT Perkasa Jagat Karunia (PJK) yang terletak di Pulau Bulan, Batam agar ditutup.
Hal itu disampaikan ketua DPRD Kepri bersama rombongan meninjau penangkaran buaya di Pulau Bulan, Batam.
“Kami saran ini tutup lebih bagus, ini sudah 36 tahun. Kondisi yang kita lihat sekarang sebenarnya tidak cocok, musibah saja yang ada,” kata Iman sebagaimana dilansir detik, Sabtu (1/2/2024).
Menurut Iman keberadaan penangkaran buaya yang dikelola oleh PT PJK tak mendatangkan keuntungan bagi Provinsi Kepri dan Kota Batam. Menurutnya keberadaan penangkaran itu hanya membawa musibah bagi masyarakat.
“Tak ada pendapatan juga yang dihasilkan dari sini. Kontribusi ke masyarakat tak ada, pajak negara juga tak ada. Jadi saran kita daripada gini-gini tutup lebih bagus,” tegasnya.
Iman mengatakan saat peninjauan penangkaran di Pulau Bulan, Batam pihaknya menyampaikan permintaan kepada pihak perusahaan untuk memberikan kompensasi terutama masyarakat yang terdampak akibat lepasnya buaya dari penangkaran.
DPRD Kepri juga meminta pihak perusahaan meninjau kembali kolam penangkaran.
“Kunjungan ke lapangan untuk melihat kondisi kolam. Pasca 18 hari yang lewat akibat hujan deras. ada beberapa yang kami sampaikan ke perusahaan, pertama Meninjau kembali kondisi kolam penangkaran. Kedua Kami berkeinginan tanggung jawab dari perusahaan kepada yang terdampak,” ujarnya.
Iman menyebut dalam peninjauan itu pihaknya mempertanyakan jumlah pasti buaya yang lepas dari penangkapan. Menurutnya meski ada penjelasan jumlah oleh perusahaan tapi pihaknya ragu atas jawaban perusahaan.
“Ada 105 ekor buaya di kola. Katanya ada 38 ekor buaya yang tertangkap. Katanya 1 ekor yang belum ketemu. Katanya juga sisa di dalam kolam ada 60 ekor, masih katanya,” ujarnya.
“Kami tidak terlalu percaya, kami ingin pihak perusahaan, kalau satu ekor lagi tolong dicari, tolong dihitung dan diidentifikasi secara pasti,” tambahnya.
Soal kompensasi kepada nelayan imbas lepasnya buaya, Iman menyebut hal itu sudah disampaikan ke perwakilan perusahaan secara langsung. Ia menyebut pengakuan perusahaan hal tersebut sedang didiskusikan oleh perusahaan.
“Harus ada tanggung jawab dari perusahaan kepada masyarakat, kita juga mempertanyakan kompensasi kepada nelayan yang terdampak. Perusahaan lagi memikirkan dan didiskusikan ke pimpinan,” ujarnya.
Sebelumnya, Kolam penangkaran buaya di pulau bulan jebol akibat banjir dan cuaca buruk. Akibatnya puluhan buaya dilaporkan lepas dari lokasi penangkaran pada Senin (13/1).
Data dari Tim Terpadu Penanganan Bencana dan Evakuasi Buaya kolam penangkaran buaya yang jebol diketahui berisi 105 ekor. Saat jebolnya penangkaran terdata 66 ekor buaya tersisa di kolam dan 39 ekor buaya lepas.
Untuk saat ini total buaya yang sudah tertangkap sebanyak 38 ekor dan tersisa satu ekor yang masih lepas liar.(***)