Batam Diproyeksikan Jadi Model Pertumbuhan Ekonomi Dunia di Era Presiden Prabowo

KABAREKONOMI.CO.ID, Batam — Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengusahaan (BP) Batam terus memperkuat langkah strategis untuk menjadikan Batam sebagai pusat investasi dan pertumbuhan ekonomi bertaraf global.

Komitmen ini kembali ditegaskan oleh Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Djemy Francis, dalam pertemuan dengan delegasi Senator Negara Bagian Arizona, Amerika Serikat, yang berlangsung pada awal pekan ini.

Dalam pertemuan tersebut, Fary menyampaikan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memiliki visi besar untuk menempatkan Batam sebagai salah satu motor penggerak ekonomi Indonesia di kawasan barat, sekaligus destinasi utama bagi investasi internasional.

Bacaan Lainnya

“Batam will become a role model for economic growth. And also, President Prabowo direct to us how to simplify regulation and license,” ujar Fary di hadapan delegasi Arizona State Senate, menegaskan arah kebijakan pemerintah pusat yang menekankan kemudahan berusaha dan efisiensi birokrasi beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:  89 KK Warga Rempang Tempati Rumah Baru Tanjung Banun

Menurut Fary, pemerintah melalui BP Batam telah menyiapkan berbagai kebijakan dan infrastruktur pendukung untuk menciptakan ekosistem investasi yang kondusif.

Salah satu fokus utama adalah penyederhanaan regulasi dan percepatan perizinan agar para investor asing dapat menanamkan modalnya dengan lebih mudah dan cepat.

“Batam memiliki posisi strategis di jalur perdagangan internasional dan berdekatan dengan Singapura. Dengan kebijakan yang tepat, Batam akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi paling kompetitif di Asia Tenggara,” lanjutnya.

Upaya pemerintah tersebut juga tercermin dari kinerja ekonomi Batam yang terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan data BP Batam, nilai ekspor Batam pada semester pertama tahun 2025 mencapai USD 9,6 miliar, meningkat 27,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

BACA JUGA:  OJK Berkomitmen Tingkatkan Inklusi Keuangan Syariah, 'GERAK Syariah 2025 Digelar'

Kinerja impor pun menunjukkan tren serupa, dengan kenaikan 29,8% menjadi USD 7,2 miliar. Peningkatan tersebut menjadi indikasi meningkatnya aktivitas industri, perdagangan, dan kapasitas produksi di wilayah Batam.

“Pertumbuhan ekspor-impor ini adalah bukti nyata bahwa daya saing Batam semakin kuat. Investor melihat potensi besar, baik dari sisi infrastruktur, logistik, maupun tenaga kerja,” jelas Fary.

BP Batam juga terus memperkuat konektivitas logistik dan digitalisasi layanan perizinan. Berbagai proyek strategis tengah digulirkan, mulai dari pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) hingga perluasan Pelabuhan Batu Ampar sebagai pusat kegiatan ekspor-impor modern.

Pertemuan antara BP Batam dan Senator Negara Bagian Arizona ini diharapkan menjadi langkah awal menuju kerja sama yang lebih konkret antara Indonesia dan Amerika Serikat, khususnya di bidang investasi, teknologi, serta industri manufaktur berorientasi ekspor.

Delegasi Arizona menunjukkan ketertarikan untuk menjajaki potensi kerja sama dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan, logistik, dan pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan industri di Batam.

BACA JUGA:  Kampanye Dialogis, HM Rudi Temui Masyarakat Kelurahan Kamboja Tanjungpinang

“Hubungan baik antara Indonesia dan Amerika Serikat diharapkan semakin kuat melalui kerja sama yang saling menguntungkan. Batam siap menjadi jembatan investasi antara kedua negara,” ujar Fary.

Pemerintah pusat menaruh harapan besar terhadap Batam sebagai salah satu ikon baru pembangunan ekonomi nasional. Dengan dukungan kebijakan strategis Presiden Prabowo Subianto, BP Batam terus berupaya menarik investor global melalui penyediaan layanan yang cepat, transparan, dan kompetitif.

Fary menegaskan bahwa seluruh langkah yang diambil merupakan bagian dari visi besar untuk menjadikan Batam sebagai “Global Investment Destination” — kota industri dan perdagangan yang berdaya saing tinggi, modern, dan berkelanjutan.

“Kami tidak hanya ingin Batam menjadi pintu investasi bagi Indonesia, tetapi juga menjadi contoh sukses bagaimana kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan mitra internasional dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tutup Fary.(**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *