Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan optimismenya terhadap proyeksi Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar dunia pada 2045. Hal tersebut, kata Tito, mengacu pada kajian Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) yang memperkirakan Indonesia berpeluang menjadi negara dengan perekonomian besar.
Namun, peluang tersebut hanya dapat tercapai jika Indonesia mampu mengelola sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) secara tepat.
“Persoalan kita adalah bagaimana mengelola SDM agar terdidik, terlatih, sehat, sehingga produktif. Karena itu kita memerangi stunting, TBC, dan menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG),” jelas Tito.
Ia juga menyinggung tantangan global, di mana persaingan antarnegara kini lebih dominan pada sektor ekonomi, budaya, dan teknologi. Tito mencontohkan bagaimana budaya populer Amerika dan Korea mendominasi generasi muda dunia. Untuk itu, Indonesia diminta memperkuat identitas budaya sekaligus meningkatkan daya saing ekonomi berbasis produksi.
“Pertarungan yang paling keras dan paling penting saat ini adalah pertarungan ekonomi. Siapa yang kuat ekonominya, dia yang akan menang,” tegasnya.