Bagi Batam, proyek OPV ke-3 ini memperkuat posisinya sebagai hub industri pertahanan dan maritim. Aktivitas konstruksi diperkirakan menyerap ratusan tenaga kerja teknis serta mendorong transfer teknologi dari integrasi Combat Management System, sistem radar, sensor, hingga persenjataan.
Staf Ahli Menhan bidang Sosial, Mayjen TNI Rionardo, menegaskan bahwa pembangunan kapal OPV ke-3 merupakan bagian penting dari program pembinaan industri pertahanan nasional.
“Ini bertujuan meningkatkan kemampuan galangan nasional agar siap membangun kapal sekelas KRI secara mandiri di masa depan,” ujarnya.
Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah memperkuat basis industri dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor, sekaligus menyiapkan Indonesia memasuki era kompetisi industri maritim berteknologi tinggi.
Selain untuk Operasi Militer Perang (OMP), kapal OPV ke-3 juga disiapkan untuk tugas OMSP, seperti Operasi Keamanan Laut, SAR, hingga penanggulangan bencana. Kehadiran OPV modern ini diyakini mampu meningkatkan keamanan perairan dan mendukung stabilitas kawasan—komponen penting bagi pertumbuhan ekonomi biru dan investasi logistik nasional.
Seremoni Keel Laying ditutup dengan ritual peletakan koin di bawah blok konstruksi B01, penandatanganan berita acara, dan penyalaan sirene sebagai tanda resmi dimulainya pembangunan kapal yang ditargetkan rampung pada 10 Agustus 2028.(***)











