“Peningkatan literasi dan inklusi keuangan bukan sekadar angka, tetapi tentang kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara. Tidak boleh ada satu pun kelompok yang tertinggal,” ujarnya.
Friderica juga menyampaikan tiga pesan penting:
1.Edukasi keuangan yang tepat sasaran,
2. Inklusi keuangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, serta
3. inergi dan kolaborasi lintas sektor, terutama bersama pemerintah daerah, untuk memperluas jangkauan program literasi keuangan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan dukungannya terhadap program inklusi keuangan OJK. Menurutnya, tingkat inklusi di Jawa Timur sudah cukup tinggi, namun tingkat literasi masih perlu ditingkatkan melalui edukasi dan diseminasi yang lebih luas.
“Kami ingin agar layanan keuangan dan pembiayaan semakin mudah dijangkau, aman, dan berdaya guna bagi masyarakat. Prinsip No One Left Behind akan terus kami dorong agar masyarakat Jawa Timur bisa tumbuh dan maju bersama,” kata Khofifah.
Ia berharap penyelenggaraan puncak BIK 2025 dapat menjadi inspirasi bagi provinsi lain untuk memperkuat potensi ekonomi melalui sinergi inklusi keuangan.
Sebagai bagian dari puncak acara BIK 2025, OJK menggelar Financial Expo (FinExpo) 2025 pada 23–26 Oktober 2025 di Tunjungan Plaza, Surabaya. Kegiatan ini menghadirkan kolaborasi antara Kementerian/Lembaga, Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), asosiasi, dan pelaku UMKM, yang memberikan edukasi, konsultasi, dan layanan keuangan langsung kepada masyarakat.
FinExpo 2025 dibuka oleh Ketua Panitia FinExpo Wani Sabu, Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK M. Ismail Riyadi, serta Kepala OJK Provinsi Jawa Timur Yunita Linda Sari, yang ditandai dengan Prosesi Harmoni Finansial sebagai simbol sinergi keuangan nasional.
