BI: Industri Pengolahan Masih Jadi ‘Motor’ Pertumbuhan Ekonomi Kepri

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Rony Widijarto P
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Rony Widijarto P

IDNNEWS.CO.ID, BATAM – Industri pengolahan di Kepulauan Riau, khususnya di Batam, merupakan sektor ekonomi yang signifikan dan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi di daerah.

Mengingat, Industri ini, yang mencakup berbagai jenis pengolahan seperti makanan, manufaktur, dan pengolahan limbah, memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Hal ini diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Rony Widijarto P dalam Bincang Bersama Media (BBM) di Lantai 2, Gedung BI Kepri, Batam Center pada Selasa (8/7/2025) siang.

Bacaan Lainnya

Rony juga merinci, berdasarkan data di triwulan IV 2024, ekonomi Kepri tumbuh sebesar 5,14% (yoy). Sementara secara kumulatif sepanjang tahun 2024 tercatat tumbuh sebesar 5,02% (ctc). Angka ini membuat Provinsi Kepri sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi kumulatif tertinggi ketiga di Sumatera.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Rony Widijarto P

Kondisi ini pun juga terlihat dalam struktur ekonomi triwulan I/2025. Dimana Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan di Kepri masih menjadi sektor unggulan, dengan kontribusi sebesar 42,51 persen. Sementara itu, ditingkat nasional hanya mencapai 19,25 persen.

Selain itu, sektor konstruksi dan pariwisata Kepri juga menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi daerah dengan presentase mencapai 20,04 persen dan 13,24 persen.

“Kami memperhatikan poin penting dalam pertumbuan ekonomi di Kepri ini adalah, bagaimana balanja atau konsumsi masyarakat dan masih tingginya investasi ke Kepri khususnya Kota Batam. Dan ini menjadi pemicu penting,”tegasnya.

Disisi lain, stabilitas harga di Kepri tetap terjaga. Pada Maret 2025, inflasi tercatat sebesar 0,38% (mtm) atau 2,01 % (yoy), masih berada dalam rentang sasaran 2,5+1%.

Capaian ini merupakan hasil dari sinergi dan kerja keras Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam menjaga ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, serta komunikasi yang efektif kepada masyarakat.

Smeentara itu, pada Juni 2025 tercatat mengalami deflasi hingga 0,12 persen (mtc).Dan secara tahunan cpaian inflasi di Kepri mencapai 1,32 persen (yoy) atau lebih rendah dari momen yang tahun lalu. (Iman)

Pos terkait